Pendirian Pesantren Al-Azhar Mojokerto 2026
Madrasah Al-Azhar Mojokerto adalah sebuah pondok Pondok Pesantren terdapat di jantung Kota Mojokerto, Jawa Timur. Madrasah Persatuan Islam 04 Cianjur adalah instansi pendidikan berbasis Islam (PA) dibawah naungan organisasi penduduk islam Persatuan Islam (Persis) lewat Bidang Garapan (Bidgar) Tarbiyah pp walisongo Persis yang terletak di Jl. Mengadakan pendekatan kepada para tokoh dan aktifis PERSIS (internal) lebih-lebih dahulu, termasuk bersama dengan tokoh penduduk Cianjur, dalam usaha mengantisipasi beragam hambatan dan ancaman berasal dari beraneka pihak yang tidak bahagia terhadap keberadaan PERSIS dan Madrasahnya.
Pada periode ini, walaupun Pondok Pesantren yang dikehendaki belum terwujud, namun bersama dengan usaha-usaha tersebut, Yayasan telah sukses mempertahankan tanah wakaf di Ulujami berasal dari berbagai rongrongan, antara lain BTI PKI saat itu. Akan namun ternyata program tersebut dirasakan masih belum beri tambahan jawaban atas kegalauan tersebut. Seorang pewakaf yaitu Malik Abdus Salam beri tambahan tanahnya untuk pembangunan sekolah. Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan.
Desa ini adalah tidak benar satu desa di Kecamatan Ngemplak yang berbatasan di anggota selatan bersama dengan Sungai Pepe, tidak cuman Gagaksipat, Ngesrep dan Sawahan. Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Ngemplak dan Gedung IPHI (Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia) Kecamatan Ngemplak, berada di dukuh Sanggrahan, Donohudan, dan sering menjadi daerah syi'ar agama Islam. Embarkasi/Asrama Haji yang berada di dukuh Ngemplak Jithengan, Donohudan, jadi pusat pemberangkatan ribuan calon jamaah haji berasal dari provinsi Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Di desa ini terdapat Asrama Haji Donohudan yang digunakan untuk para jamaah haji berasal dari Embarkasi Surakarta. Masjid merupakan elemen yang tak mampu dipisahkan bersama dengan Pondok Pesantren dan diakui sebagai tempat yang paling tepat untuk edukatif para santri, terlebih dalam praktik ibadah lima waktu, khotbah dan salat Jumat dan pengajaran kitab-kitab Islam klasik.
Selain mendidik umat melalui Ponpes, Mbah Mangli termasuk aktif lakukan dakwah dan syiar Islam ke bermacam lokasi pulau Jawa. Ust. Syarif Sukandi yang diberikan kepercyaaan untuk mengelola Ponpes Al-Azhar, jalankan penataan-penataan, ponpes wali song baik kelembagaan maupun mahajinya (kurikulum). Setelah Tgk H Abdul `Aziz Bin M Shaleh wafat (1989) bersama hasil kesepakatan para Alumni dan Masyarakat, Ponpes selanjutnya dipimpin oleh keliru seorang menantunya yaitu Tgk H Hasanoel Basry Bin H Gadeng, Dia adalah lulusan MTS itu sendiri (Ma`hadal Ulum Diniyah Islamiyah Masjid Raya Samalanga Kabupaten Bireuen), dimasa kepemimpinan beliau Pondok Pesantren tersebut tambah makin tambah pula muridnya, baik dari di dalam maupun berasal dari luar Provinsi Aceh, yang sa`at ini telah capai 1.979 orang santri, terdiri dari 1.269 santriwan dan 710 santriwati, dan juga dibantu oleh 185 orang dewan guru, 126 orang guru selamanya dan 59 orang guru cadangan, terdiri berasal dari (175 orang guru laki-laki dan 10 orang perempuan).
Menurut riwayat peristiwa peletakan batu pertama Madrasah Al-Azhar ini ditunaikan oleh Sultan Iskandar Muda (1607-1636 M, sejalan bersama dengan peletakan pertama masjid raya Samalanga. Dalam lebih dari satu kesempatan ide selanjutnya dikemukakannya dan diamini oleh para ustaz senior di Wahdah Islamiyah dan disepakati berada di bawah koordinasi Sekolah Tinggi Ilmu Islam dan Bahasa Arab (STIBA) Makassar. HA, menirukan oknum pengajar tersebut. Dalam masa kepemimpinan dia, dulu diperbantukan kepada Tgk M Shaleh lebih tidak cukup 2 tahun sebab Tgk H Hanafiah berangkat ke Mekkah untuk meningkatkan Ilmu Pengetahuannya, Setelah Tgk H Hanafiah wafat (1964) MTS Al-Azhar selanjutnya dipimpin oleh tidak benar seorang menantu dia yaitu Tgk H Abdul `Aziz Bin M Shaleh, dia ini adalah lulusan dari Bustanul Muhaqqiqin Dayah Darussalam Labuhan Haji Aceh Selatan. Dan usaha meniti Ponpes pernah pula dicoba dengan menampung kurang lebih 9 anak dari Ulujami dan Petukangan, yakni pada tahun 1963-1964. Dan th. 1972 menampung kurang lebih 15 anak di Petukangan, tetapi kedua usaha itu didak mampu dilanjutkan bersama beragam ada masalah yang timbul.
Jenis kesibukan Ma’hadiyah yang ditetapkan oleh Pengurus bermacam-macam, cocok dengan tingkatan santri. Sedangkan kesibukan Madrasiyah adalah kegiatan yang perlu diikuti seluruh santri yang mukim di PPS dan murid yang sekolah dari rumah walinya, cocok bersama tingkatan madrasah masing-masing. Homeschooling majemuk. Model ini dikerjakan oleh lebih dari satu keluarga bersama kegiatan-kegiatan khusus termasuk kesibukan pokok dan kegiatannya selamanya dilaksanakan di tempat tinggal masing-masing. Selain berada di bawah koordinasi ketua umum, ACS sebenarnya didirikan oleh Mas d. Desa Sidogiri didirikan oleh Sayyid Sulaiman, seorang Sayyid bermarga Basyaiban dari Cirebon. Keberadaan MTS Persatuan Islam merupakan realisasi nyata berasal dari konsep jihad (program kerja) yang udah dicanangkan oleh Persatuan Islam (PERSIS) sebagaimana termaktub dalam Qanun Asasi dan Qanun Dakhili PERSIS. Persatuan Islam waktu ini memiliki sekitar 250 MTS yang tersebar di seluruh Indonesia terhitung didalamnya di kabupaten Cianjur.
Saat ini banyak lembaga pendidikan nonformal yang berdiri bersama dengan mengfungsikan merek homeschooling tapi kegiatan studi dilaksanakan di lembaga. Sekolah tempat tinggal dijalankan di rumah, di bawah pengarahan orang tua dan tidak dijalankan di tempat resmi lainnya seperti di sekolah negeri, sekolah swasta, atau di institusi pendidikan lainnya dengan type kesibukan studi terstruktur dan kolektif. Setelah santri yang tambah banyak berdatangan, lahirlah inisiatif untuk membangun gubuk atau asrama di samping rumah kyai. Karena lokasi awal berdirinya Al-Azhar dirasa sempit sehingga tidak terlalu mungkin lagi untuk mengembangkan asrama manfaat menampung kuantitas anak didik yang makin lama lama makin lama bertambah, maka dia bersama dengan istri (Ibu Hj. Ayahnya, Sayyid Abdurrahman bin Muhammad bin Umar Basyaiban al-Alawi, merantau ke Nusantara berasal dari Tarim, Hadramaut, sedang ibu Sayyid Sulaiman, Syarifah Khadijah, adalah putri Sultan Cirebon yang nasabnya tersambung kepada Sunan Gunung Jati. Mbah mangli merupakan putra ke-2 dari Kyai Imam, yang menurut silsilahnya masih keturunan dari Maulana Hasanuddin bin Sunan Gunung Jati. Menurut penduduk setempat, Kiai Kertotaruno adalah keturunan Sunan Giri, tidak benar satu wali penyebar agama Islam di Tanah Jawa.
MTS Al-Azhar kini tidak kembali berkutat terhadap kurikulum yang berbasis keagamaan (religious-based curriculum) dan cenderung melangit, tapi terhitung kurikulum yang menyentuh persoalan masyarakat (society-based curriculum). Untuk proses kaderisasi, Pengasuhan Santri tidak turun segera menangani kehidupan santri, bakal tapi ada sebuah organisasi santri yang bermanfaat menolong mobilisasi pengarahan pada kehidupan santri dan organisasi pelajar berikut bernama Organisasi Pelajar Pondok Modern. Setelah makin hari makin lama banyak santri yang datang, timbullah inisiatif untuk mendirikan pondok atau asrama di samping rumah kiai. Apalagi para santri harus menginap di asrama selama proses pendidikan. Akibatnya di dalam satu asrama yang mempunyai kapasitas 200 orang, wajib diletakkan 250 santri. Kegiatan Ma’hadiyah adalah kegiatan yang wajib diikuti seluruh santri yang mukim di PPS.