Toggle menu
Toggle preferences menu
Toggle personal menu
Not logged in
Your IP address will be publicly visible if you make any edits.

Efek Samping Yang Akibat Antibiotik Enteng Sampai Yang Berbahaya

From Drifter's Wiki

Antibiotik yaitu obat yang diaplikasikan untuk mengobati infeksi bakteri. Kalau penggunaannya tak tepat, berjenis-jenis efek samping antibiotik dapat muncul. Mulai dari efek samping yang ringan sampai yang membahayakan dan berpengaruh besar, seperti membuat kuman menjadi kebal kepada obat.

Tiap-tiap obat memiliki kegunaan dan efek sampingnya masing-masing, tak terkecuali antibiotik. Efek samping antibiotik adalah tanggapan yang muncul secara tak terduga ketika seseorang mengurangi atau menambah dosis, mengonsumsi antibiotik bersamaan dengan obat tertentu, atau memakainya dalam rentang waktu lama.

Meski demikian, sesekali efek samping antibiotik juga bisa muncul pada pemakaian awal atau pengaplikasian dosis kecil.

Beberapa Efek Samping Antibiotik yang Dapat Terjadi
Antibiotik memiliki banyak jenis dan klasifikasi. awam, obat antibiotik berprofesi dengan cara membunuh kuman atau menghalangi pertumbuhan bakteri di dalam tubuh.

Masing-masing ragam dan golongan antibiotik dapat memunculkan efek samping yang berbeda pada tiap-tiap orang. Efek samping yang timbul juga dapat bersifat ringan hingga berat. Nah, berikut ini ialah beberapa efek samping antibiotik yang dapat terjadi:

1. Gangguan pencernaan
Gangguan pencernaan ialah efek samping antibiotik yang paling kerap kali terjadi. Gejala gangguan saluran cerna dampak pemakaian antibiotik mencakup diare, mual, muntah, dan kram perut. Efek samping ini lebih tak jarang terjadi pada penggunaan antibiotik klasifikasi penisilin, cephalosporin, dan fluoroquinolone.

2. Reaksi alergi
Reaksi alergi antibiotik terbilang jarang terjadi. Melainkan, ketika timbul, tanggapan alergi antibiotik biasanya berat dan berbahaya. Beberapa orang yang menikmati reaksi alergi antibiotik dapat mengalami komplikasi berat berupa trauma anafilaktik dan sindrom Stevens-Johnson.

3. Infeksi jamur
Penerapan antibiotik bisa mengurangi jumlah kuman bagus di dalam tubuh. Dikala jumlah bakteri baik tersebut berkurang, karenanya jamur akan gampang tumbuh. Penyakit infeksi jamur ini umumnya timbul berupa sariawan di mulut, weight center yang disebut kandidiasis oral.

Pada wanita, efek samping antibiotik bisa berupa infeksi jamur vagina yang menimbulkan keluhan gatal dan perih pada Miss V, nyeri ketika berhubungan intim, anyang-anyangan, sampai keputihan dengan bau tak nikmat.

4. Peka terhadap cahaya
Pemakaian antibiotik tertentu, terpenting kelompok tetrasiklin, bisa menyebabkan Anda lebih sensitif kepada cahaya, termasuk sinar lampu dan sinar matahari. Akhirnya, semua cahaya yang Anda lihat akan terasa menyilaukan dan membikin mata tidak nyaman.

5. Perubahan warna gigi
Beberapa ragam antibiotik, pwm center seperti tetrasiklin dan doksisiklin, juga dapat menyebabkan efek samping berupa perubahan warna pada gigi yang bersifat permanen, jika diberi pada anak-buah hati berusia di bawah 8 tahun.

6. Resistensi antibiotik
Pemakaian antibiotik yang terlalu sering kali atau tidak cocok dosisnya dapat menyebabkan kuman mengalami resistensi atau kekebalan. Saat ini merupakan salah satu efek samping antibiotik yang paling mengkhawatirkan.

Saat kuman yang menyebabkan infeksi telah kebal terhadap antibiotik, karenanya penyakit infeksi kuman akan susah disembuhkan. Kecuali kekebalannya, pwm center kuman juga berisiko tinggi menimbulkan infeksi berat, seperti sepsis.

Apabila beberapa efek samping di atas, antibiotik juga dapat memunculkan efek samping berikut ini:

Kerusakan jaringan ikat, seperti tendonitis dan putusnya tendon (lazimnya imbas penerapan antibiotik variasi fluoroquinolone, cephalosporin, sulfonamide, dan azythromycin)
Sakit kepala
Kejang
Gangguan jantung, seperti detak jantung tidak teratur dan tekanan darah rendah
Kelainan darah, semisal leukopenia (menurunnya jumlah sel darah putih) atau trombositopenia (jumlah trombosit yang terlalu rendah)
Guna mengurangi risiko efek samping antibiotik, pastikan Anda mengonsumsi antibiotik pantas resep sampai habis, dan hindari membeli antibiotik secara bebas tanpa resep atau pengawasan dokter.

Konsumsi antibiotik pun tak boleh dihentikan secara mendadak walau gejala infeksi yang dinikmati telah sirna. Bila obat antibiotik tak dihabiskan, karenanya kuman penyebab infeksi dapat menjadi kebal kepada antibiotik tersebut.

Hindari pula mengkonsumsi antibiotik yang diresepkan untuk orang lain dan jangan memberikan antibiotik Anda terhadap orang lain tanpa berkonsultasi dahulu dengan dokter.

awam, antibiotik cukup aman dipakai, asalkan mematuhi tanda pengaplikasian dari dokter. Melainkan, seandainya Anda menikmati efek samping antibiotik sesudah menerapkannya, berkonsultasilah kembali dengan dokter, terutama jika efek samping antibiotik yang dirasakan cukup parah dan tak kunjung reda.


Debug data: