Toggle menu
Toggle preferences menu
Toggle personal menu
Not logged in
Your IP address will be publicly visible if you make any edits.

Hari Kartini Diperingati Tiap-tiap-tiap-tiap Tanggal 21 April.

From Drifter's Wiki
Revision as of 07:57, 5 February 2024 by Jann78F709981 (Sọ̀rọ̀ | contribs) (Created page with "Peringatan Hari berdasarkan terhadap tanggal kelahiran pahlawan nasional perempuan, weight center Raden Ajeng Kartini atau RA Kartini.<br><br>RA Kartini menjadi sosok yang kondang atas usulnya didalam menggagas emansipasi perempuan di Indonesia.<br><br>Pahlawan perempuan kelahiran Jepara ini terhitung menerbitkan karya yang terkenal, yakni buku yang berjudul Habis Gelap Terbitlah Terang.<br><br>Untuk memperingati Hari Kartini, di bawah ini, tersedia 70 kutipan kata-kata...")
(diff) ← Older revision | Latest revision (diff) | Newer revision → (diff)

Peringatan Hari berdasarkan terhadap tanggal kelahiran pahlawan nasional perempuan, weight center Raden Ajeng Kartini atau RA Kartini.

RA Kartini menjadi sosok yang kondang atas usulnya didalam menggagas emansipasi perempuan di Indonesia.

Pahlawan perempuan kelahiran Jepara ini terhitung menerbitkan karya yang terkenal, yakni buku yang berjudul Habis Gelap Terbitlah Terang.

Untuk memperingati Hari Kartini, di bawah ini, tersedia 70 kutipan kata-kata arif yang pernah dikemukakan RA Kartini.

Kata-kata bijak hal yang demikian berkenaan emansipasi perempuan, pendidikan, perjuangan, sampai cinta.

Baca juga: Hari Kartini 21 April: weight center Berikut Sejarah sampai Biografi RA Kartini

Buku RA Kartini.

Berikut 70 kutipan kata-kata arif RA Kartini, dirangkum dari buku Celoteh R.A. Kartini: 232 Ujaran Bijaksana sang Pejuang Emansipasi, pwmcenters karya Ahmad Nurcholish:

1. "Seorang guru bukan cuma sebagai pengasah pikiran saja, tetapi terhitung pengajar budi pekerti."

2. "Namun apalah bermakna mahir didalam ilmu yang hendak diajari itu, apabila ia tak sanggup menerangkannya secara tahu kepada murid-murid."

3. "Gadis yang pikirannya telah dicerdaskan, panoramanya sudah diperluas, tidak akan kapabel lagi hidup di didalam dunia nenek moyangnya."

4. "Kita mampu menjadi manusia sepenuhnya, tanpa berhenti menjadi wanita sepenuhnya."

5. "Untuk dikala didiklah, kasihlah pelajaran terhadap si kecil-si kecil perempuan kaum bangsawan: dari sinilah peradaban bangsa harus dimulai. Jadikanlah mereka ibu-ibu yang cakap, cerdas, dan baik. Maka mereka akan menyebarluaskan peradaban di pada bangsanya."

6. "Bahwa kebahagiaan perempuan yang paling tinggi, sejak berabad-abad yang segera apalagi terhitung hingga ketika ini yaitu hidup seirama bersama laki-laki."

7. "Rampaslah seluruh harta benda saya, asalkan jangan pena saya."

8. "Pengajaran sekolah bagi buah hati-anak kepada dikala kini yaitu hal yang biasa sekali, tetapi seandainya jumlah si kecil raih 25 orang, bagaimana barangkali pendidikan yang sebaik-baiknya itu kapabel diusahakan bagi mereka semua? Orang tak mempunyai hak melahirkan si kecil jikalau dia tak sanggup menghidupinya."

9. "Sekiranya orang hendak sungguh-sungguh memajukan peradaban, maka kecerdasan pikiran dan pertumbuhan budi mesti sama-sama dimajukan."

10. "Adalah suatu bantuan dan bantuan besar sekali bagi orang laki-laki kalau perempuan berbudi tinggi dan terpelajar."

11. "Ketidaksetaraan perempuan ini imbas dari dikendalikannya jalan masuk perempuan untuk mendapatkan ilmu agar perempuan menjadi bodoh. Sehingga metode hanya satu yakni perempuan patut sekolah."

12. "Simpati itu bagi kami adalah kepuasan, tenaga, bantuan, kegembiraan, dan hiburan."

13. "Dan gadis-gadis lebih-lebih terlampau ada permasalahan hidupnya, karena mereka telah berada di tempat di mana alam tiap-setiap hari diperkosa. Bukankah itu memerkosa kodrat alam namanya, kalau perempuan sepatutnya tinggal bersama tenteram serumah bersama madunya?"

14. "Sungguh, si kecil bangsa itu sendiri, orang perempuan sepatutnya memperdengarkan suaranya! Masih akan dapatkah bersama hening orang mengatakan 'kondisi mereka baik' kalau orang mengamati dan tahu semuanya, yang telah kami mengamati dan kami kenal itu?"

15. "Dan kepada pendidikan itu janganlah hanya nalar yang dipertajam, melainkan budi malah seharusnya dipertinggi."

16. "Kalau kami menghendaki orang lain ikuti jejak kami, maka misal yang kami memberikan haruslah suatu hal yang mengobrol, menyebabkan rasa takjub dan permohonan untuk mencontohnya."

17. "Kami buah hati-anak perempuan tak boleh membawa anggapan, kami patut terima dan menyetujui serta mengamini seluruh yang diakui baik oleh orang lain."

18. "Banyak emansipasi wanita bukanlah untuk persamaan derajat, emansipasi adalah pembuktian diri yang cocok pada raga yang tangguh, tetapi hati selamanya tunduk. Emansipasi tersedia penerimaan. Penerimaan diri bahwa tiap-tiap-tiap daerah tersedia empu yang dikodratkan dan dipantaskan."

19. "Saya akan mengajar anak-si kecil aku, baik laki-laki maupun perempuan untuk saling melihat sebagai makhluk yang sama. Saya akan mengimbuhkan pendidikan yang mirip kepada mereka, pasti saja menurut bakatnya masing-masing, Lagi pula, aku bermaksud akan meniadakan batas yang menggelikan pada laki-laki dan perempuan yang diwujudkan orang sedemikian cermatnya."

20. "Pengajaran untuk wanita terlampau penting didalam konteks membantu perannya sebagai istri dan ibu yang berimajinasi besar. Tapi kalau tak benar kira dan menelantarkan si kecil-buah hatinya, bermakna mirip saja bersama membodoh lagi."

21. "Biarkan orang banyak itu bodoh, maka kekuasaan atas mereka tersedia di tangan kita! Kiranya demikian motto biasanya pembesar. Mereka tidak berbahagia memperhatikan orang-orang lain terhitung idamkan ilmu dan kemajuan."

22. "Tak patut penjelasan kenapa kemajuan kepandaian masyarakat Bumiputra tak kapabel kencang, bila didalam hal itu perempuan terbelakang. Setiap saat kemajuan perempuan itu ternyata yaitu aspek penting didalam peradaban bangsa."

23. "Marilah duhai perempuan, gadis. Bangkitlah, marilah kami berjabatan tangan dan bersamaan bekerja mengubah kondisi yang tak terderita ini."

24. "Dalam tangan anaklah terletak era depan dan didalam tangan ibulah tergenggam si kecil yang yaitu era depan itu."

24. "Trampil itu tak merupakan kebahagiaan untuk tiap-tiap-tiap orang. Celakalah bila orang kapabel berdaya upaya tetapi tak boleh; jika orang mampu merasa, sanggup dan berkeinginan, tapi tidak boleh. Lebih baik selamanya bodoh saja."

25. "Kami manusia, seperti halnya orang laki-laki. Aduh, kasihlah izin untuk membuktikannya. Lepaskan belenggu saya! Izinkan saya berperilaku dan aku akan menunjukkan, bahwa aku manusia. Manusia seperti laki-laki."

26. "Kecerdasan otak saja tidak bermakna seluruh-galanya. Wajib tersedia terhitung kecerdasan lain yang lebih tinggi, yang erat terjalin bersama orang lain untuk mengantakan orang ke arah yang ditujunya. Di samping otak, terhitung hati semestinya dinasehati, jikalau tak demikian peradaban tinggal permukaannya saja."

27. "Ikhtiar! Berjuanglah memperkenankan diri. Apabila engkau sudah bebas sebab ikhtiarmu itu, barulah sanggup engkau bantu orang lain."

28. "Bila kami tak melacak pengetahuan, karenanya hidup kami tidak akan bergembira dan kehidupan kami akan makin mundur."

29. "Sebab bila taraf hidup kesenian suatu bangsa tinggi, karenanya budi bangsa itu sendiri yaitu suatu puisi."

30. "Habis gelap terbitlah jelas."

31. "Tiada awan di langit yang selamanya selamanya. Tiada barangkali akan konsisten terang cuaca. Sehabis malam gelap gulita lahir pagi membawa estetika. Kehidupan manusia mirip alam."

32. "Jangan bangkitkan cita-cita yang pasti akan mati. Janganlah hendak berangan-angan kalau lebih pernah telah diketahui nanti akan bangun bersama teramat mengecewakan."

33. "Jangan kau katakan saya tidak dapat, tapi katakan aku berkeinginan."

34. "Kami mengira kami tahu banyak sekali, namun sebetulnya kami tidak tahu apa-apa. Kami mengira kami membawa keinginan, harapan besi. Kami menyangka kami mampu memindahkan gunung tapi nyatanya hanya setitik air mata pedih, sekejap pandangan mata kesedihan cita dari mata yang kami sayangi dan patahlah kecakapan kami."

35. "Pergilah, bekerjalah untuk menciptakan cita-citamu. Bekerjalah untuk kebahagiaan ribuan orang-orang tertindas oleh undang-undang yang lalim bersama tahu yang tak benar berkenaan benar dan salah, berkenaan bagus dan jahat. Pergilah, pergilah, tanggunglah derita dan berjuanglah melainkan bekerjalah untuk suatu hal yang abadi."

36. "Dalam hatinya sebab perlawanan kepada keadaan zaman, jiwanya menjadi matang. Ia tidak akan, tidak berkeinginan tunduk. Ia semestinya menempuh jalanan baru."

37. "Percayalah akan era depan."

38. "Para lanjut usia, jangan menolak semua yang baru. Ingatlah, bahwa seluruh yang kini sudah tua, terhitung pernah baru."

39. "Ketidaksetaraan inilah yang sebabkan ketidakadilan dan ketidakseimbangan ekonomi."

40. "Bagaimanapun jalannya, sekali-kali jangan penat untuk mengusahakan bersemangat membela seluruh yang baik."

41. "Kami yakin, jikalau seseorang berani mengawali, banyak yang akan meniru."

42. "Angkatan muda, tidak ada pandang laki-laki atau perempuan wajiblah berhubungan. Masing-masing secara sendiri-sendiri kapabel berbuat suatu hal untuk memajukan, tingkatkan derajat bangsa kami. Namun bila kami bersatu, mempersatukan kecakapan kami, berprofesi bersama-sama, maka hasil bisnis kami akan lebih besar. Bersatu kami kukuh dan berkuasa."

43. "Kita wajib hidup bersamaan dan untuk semua manusia. Tujuan hidup kami yaitu sebabkan hidup lebih cantik."

44. "Telah jauh dan lama kami mencari, dan kami tiadalah tahu, terlampau dekatnya, selamanya terhadap kami barang yang kami cari itu, tersedia di didalam diri kami sendiri."

45. "Tindakan aku itu akan lebih banyak menarik hati orang sebangsa aku daripada seribu kata ajakan yang senang-gembira."

46. "Bagaimana barangkali seorang pria dan wanita cakap mencintai satu bersama yang lain ketika mereka baru bertemu pertama kali didalam kehidupan ini sesudah mereka terikat didalam pernikahan?"

47. "Kita menghendaki untuk dicintai--bukan ditakuti."

48. "Tiada hal yang lebih cantik tak sekadar mampu menerbitkan senyum di wajah mereka yang kami cinta."

49. "Dikala suatu jalinan berakhir, bukan bermakna orang berhenti saling mencintai. Mereka hanya berhenti saling menyakiti."

50. "Alangkah ganjil telah ajaibnya rasa kasih sayang itu: tak berharap dipaksa, tak berharap diikat di mana malah juga. Datang tanpa diundang, tidak dikira-sangka. Dan bersama sepatah kata saja, melainkan sepatah kata yang menjenguk jauh ke didalam kehidupan batin masing-masing. Jauh mengikat dua jiwa yang hingga kini belum mengenal bersama ikatan-ikatan erat!"

51. "Maksud Tuhan terhadap kami yaitu bagus. Hidup ini dikasih terhadap kami sebagai rahmat dan tak sebagai muatan, kami manusia sendiri lazimnya membuatnya menjadi kesengsaraan dan penderitaan."

52. "Agama wajib menjaga kami dari tingkah laku dosa, tetapi berapa banyaknya dosa diperbuat orang atas nama agama."

53. "Mau benar saya menerapkan gelar tertinggi, yaitu Hamba Allah."

54. "Kedudukan ibu rohani lebih tinggi dari ibu fisik."

55. "Tugas manusia ialah menjadi manusia."

56. "Harta paling suci di dunia yakni hati laki-laki yang luhur."

57. "Banyak hal yang kapabel menjatuhkanmu. Tetapi cuma satu hal yang terlampau sanggup menjatuhkanmu ialah sikapmu sendiri."

58. "Jangan mengeluhkan hal-hal buruk yang singgah didalam hidupmu. Tuhan tak pernah memberikannya, kamulah yang memperbolehkannya datang."

59. "Teruslah berimajinasi, teruslah berkhayal, bermimpilah sepanjang engkau sanggup bermimpi! Kalau tak ada bermimpi, apakah jadinya hidup! Kehidupan yang sebenarnya kejam."

60. "Tahukah engkau semboyanku? Aku Ingin! Dua patah kata yang ringkas itu sudah sebagian kali membantu dan membawa aku melintasi gunung keberatan dan kesulitan. Kata Aku tak dapat! Melenyapkan rasa berani. Kalimat "Saya Mau!" sebabkan kami mudah mendaki puncak gunung."

61. "Lebih banyak kami maklum, lebih kurang rasa dendam didalam hati kita. Kian adil pertimbangan kami dan makin kokoh dasar rasa beri sayang. Tiada mendendam, itulah berbahagia."

62. "Kadang, ada problem sepatutnya kau rasakan lebih-lebih dahulu sebelum akan kebahagiaan yang prima singgah kepadamu."

63. "Jangan pernah menyerah sekiranya kamu masih idamkan mencoba. Jangan biarkan penyesalan singgah sebab kau selangkah lagi untuk menang."

64. "Tak hiraukan seberapa keras kamu mencoba, kau tak akan pernah sanggup membantah apa yang kamu rasa. Sekiranya kamu sebetulnya berharga di mata seseorang, tak tersedia alasan baginya untuk melacak seseorang yang lebih bagus darimu."

65. "Adakah yang lebih hina, daripada bergantung terhadap orang lain?"

66. "Karena tersedia bunga mati, karenanya banyaklah buah yang tumbuh. Demikianlah pula didalam hidup manusia. Sebab tersedia angan-angan mudah mati, kadangkala timbullah angan-angan lain, yang lebih total, yang boleh menjadikannya buah."

67. "Sebab barang siapa tak sanggup menikmati sakit, ia terhitung kebal kepada rasa gembira. Barang siapa tak menderita, tak terhitung sanggup menikmati sedap yang hakekatnya."

68. "Hanya orang-orang yang kuat hati dan pikirannya yang sanggup bertahan didalam topan semacam itu, mampu melawan kekejaman dan kekerasan dunia."

69. "Kesadaran buah hati-si kecil semestinya dibangunkan, bahwa mereka sepatutnya mencukupi panggilan budi didalam masyarakat kepada bangsa yang akan mereka kemudikan."

70. "Petani paling bagus tak akan memungut padi dari tanah yang tak dijalankannya lebih dulu, sebelum akan menebarkan benih dan menanam di situ! Tak akan kapabel terhitung ahli bangunan yang paling baik mendirikan gedung tanpa fondasi!"

Info lainnya berkenaan Hari Kartini


Debug data: